Aku takut kehilanganmu......
Aku rela berkorban dan menderita demi kamu...
Melakukan apa saja untuk membuktikan semuanya...
Tidak ingin
tampak lemah di depanmu dalam memperjuangkan segalanya...
Meskipun
tidak sesuai dengan harapan, mencoba bertahan untuk tetap menguatkanmu...
Kau
mungkin mendengar perkataanku, tapi belum tentu kau memahami maksudku
Kau
mungkin bisa melihat senyumku, tapi kau tak bisa merasakan sakitku
Kau mungkin
bisa membaca bibirku, tapi kau belum tentu bisa membaca pikiranku
Untuk
mencintai sesuatu yang amat penting bagiku, ada kalanya aku membenturkan diri
pada rasa sakit dan frustasi.
Tak
bisa kupungkiri, aku hanyalah manusia biasa
Aku tak lebih dari seorang pemuda
yang jauh dari kata sempurna
Aku tak sehebat yang kau bayangkan
Aku tak
sekuat seperti apa yang kamu lihat
Aku hanya seorang lelaki muda lengkap dengan batas-batasnya.
Jujur,
aku lelah, aku
lelah dengan kondisi ini
Aku lelah mendera luka.
Aku lelah berpikir apa lagi
yang harus kulakukan untuk bertahan.
Jika aku punya kemampuan membaca matamu dan mengerti isi otakmu, mungkin
aku tak akan mempertahankan kamu sejauh ini. Jika aku cukup cerdas
menilai bahwa perhatianmu bukanlah hal yang terlalu spesial bagimu, mungkin
sudah dari dulu kita tak saling kenal. Aku terburu-buru mengartikan
segala perhatian dan ucapanmu adalah wujud terselubung dari cinta.
Bukankah ketika jatuh cinta, setiap orang selalu menganggap segala hal
yang biasa terasa begitu spesial dan manis? Aku pernah merasakan fase
itu. Aku juga manusia biasa. Kuharap kamu memahami dan menyadari. Aku selalu merasa bahagia karena membaca pesan singkatmu disela-sela dingin
malamku. Aku bisa tersenyum karena detak jantungku tak beraturan ketika
kamu memberi sedikit lelucon meskipun hanya berbentuk tulisan.
Aku…
Takut
kehilangan dirimu…
Melankolis?
Ya, itulah aku sekarang…
Kontradiktif?
Ya memang. Di satu sisi aku terlalu lelah, namun di sisi lain aku ingin terus
bertahan. Bertahan menjalani semua ini, meski sering kali aku merasa ini
terlalu berat bagiku.
Aku takut…
Aku
takut kamu menemukan seseorang lain yang juga mampu menguatkanmu. Seseorang
lain yang tentunya tidak merepotkanmu seperti aku.
Akhirnya, aku sampai di tahap ini. Posisi yang sebenarnya tak pernah
kubayangkan. Aku terhempas begitu jauh dan jatuh terlalu dalam. Kukira
langkahku sudah benar. Kupikir anggapanku adalah segalanya. Aku salah,
menyerah adalah jawaban yang kupilih; meskipun sebenarnya aku masih
ingin memperjuangkan kamu.
Aku
takut…
Takut
akan batas yang tak pernah kureka sebelumya. Takut akan batas yang disertakan
Tuhan pada setiap apa yang diciptakan-Nya. Takut pada kekuatanku sendiri,
sampai manakah ia, kekuatan itu, mampu bertahan untuk tetap tegar tak melewati
batas lemahnya.
Aku
takut…
Takut akan kenyamanan berada di dekatmu.Aku mencintaimu,, S.M.P....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar